Kamis, 15 Januari 2009

Membasmi Tuntas Virus Lokal

. Kamis, 15 Januari 2009

Menyebalkan! Satu kata untuk virus-virus lokal yang makin mengganas tahun ini. Bagi mereka yang akrab dengan warnet dan flashdisk, kehadiran virus lokal yang kian santer mengusik pengguna komputer di Indonesia sejak tahun 2003 ini sudah cukup sering membuat pusing kepala.

Virus-virus lokal mempunyai ciri khas yang bisa langsung dikenali. Pada awal kemunculannya, virus-virus lokal ini hanya memalsukan icon MS Word atau icon Folder dan tak mengubah “tipe” file sehingga pengguna komputer bisa langsung mengidentifikasi bahwa file atau folder palsu tersebut adalah virus yang menyamar dengan icon MS Word atau folder. Dalam perkembangan selanjutnya, selain icon file dipalsukan, virus juga mengganti “tipe” file .exe (executable) menjadi File Folder sehingga siapapun sulit mengenali apakah folder tersebut adalah virus atau folder asli.

Virus-virus lokal juga secara aktif melakukan manipulasi terhadap registry system dan menonaktifkan (disable) beberapa tools di Windows seperti Regedit.exe (registry editor yang sering digunakan untuk membersihkan virus), Cmd.exe (untuk menjalankan perintah dos seperti Attrib), taskmgr.exe (task manager untuk mematikan/menutup aplikasi/proses yang sedang aktif), Folder Options (virus akan menset komputer untuk “Do not show hidden files and folders”), System Restore, Notepad, Shutdown, Run, Find dan klik kanan mouse. Bandelnya lagi, hampir semua virus lokal ini tetap aktif meski komputer digunakan dalam status safemode.

Pada umumnya virus lokal dibuat menggunakan bahasa pemrograman “sejuta umat” Visual Basic. Pada virus-virus generasi awal, virus lokal bisa dibasmi dengan teknik menghapus file MSVBVM60.DLL yang berfungsi menjalankan Visual Basic. Teknik ini segera diatasi oleh para pembuat virus dengan melakukan backup atas file MSVBVM60.DLL pada direktori lain dan akan melakukan otomatis loading jika MSVBVM60.DLL dihapus.

Sepak terjang virus-virus lokal ini juga terus berkembang. Pada awal kemunculannya, virus hanya aktif bila pengguna mengklik file yang terinfeksi virus di dalam flash­disk. Namun sekarang, semenjak kemunculan virus W32/Ak­si­ka (4k51k4), virus sudah aktif otomatis tanpa harus menunggu interaksi dari pengguna. Virus didesain sedemikian rupa agar bisa memanfaatkan fitur autorun pada flashdisk seperti pada hardware lain (CD/DVD ROM). Jadi, saat flashdisk ditancapkan ke slot USB di komputer, saat itu pulalah virus aktif lalu berulah menggerogoti sistem komputer.

Ulah virus-virus lokal ini pun bermacam-macam. Ada virus yang membuat komputer restart terus-menerus meski komputer dalam status safe­mode (Kumis dan Rontokbro), membuat Windows XP tidak bisa login sekalipun username dan password yang benar sudah dimasukkan (Flu Burung), membasmi program antivirus tertentu (Dago), membuat file duplikat bervirus yang ‘sangat mirip’ dengan file dokumen MS Word (Kangen), dan menginfeksi file-file yang berekstensi .exe (Bacalid).

Meski virus-virus lokal ini mudah dikenali ciri khasnya, tidak halnya dengan berbagai software antivirus populer buatan luar negeri yang sudah banyak digunakan. Berdasarkan pengalaman UF, berbagai software anti­virus populer memang handal mengatasi virus-virus populer di dunia, namun untuk membasmi virus-virus lokal, sebagian besar antivirus ini gagal mendeteksi virus dan tidak tuntas membersihkan sistem yang telah dijangkiti virus. Antivirus masih menyisakan beberapa file virus di harddisk, situs yang masih terblok, pe­san registry error, Folder Options yang masih menghilang, hingga virus yang bisa aktif kembali. Ada memang software luar bernama Norman Virus Control yang sangat direkomendasikan oleh vaksincom untuk membasmi virus-virus lokal. Sayangnya antivirus ini juga berbayar dan masih memiliki interface (tam­pilan) yang kurang menarik.

Kegagalan antivirus populer buatan luar negeri ini membuat pengguna komputer di tanah air bertanya-tanya, apakah ada software antivirus gratis yang cukup handal membasmi virus-virus lokal. Dulu sempat beredar software antivirus keluaran majalah Mikrodata, MAV/Mikrodata Antivirus.

Begitu pula majalah komputer populer CHIP pada awal-awal terbitnya juga sempat merilis antivirus buatan sendiri, spesifik untuk virus-virus tertentu. Namun, dalam perjalanannya, beberapa software antivirus buatan lokal mengalami stagnasi dan tidak banyak dikenal orang.

Syukurlah, seiring dengan makin maraknya virus-virus lokal ini, marak pula kehadiran software antivirus lokal yang cukup handal membasmi virus lokal. Berdasarkan penelusuran UF, software antivirus yang cukup dikenal sekarang adalah PC Media Anti Virus (PCMAV) keluaran Majalah PC Media.

Software antivirus yang launching sejak dua tahun lalu dan terus diperbaharui ini biasanya disisipkan dalam dalam bonus CD/DVD setiap kali majalah PC Media terbit. Ada pula Ognizer Anti Virus (OgAV) yang kemampuannya tidak kalah bahkan mirip dengan PCMAV. Sebagai pelengkap, kita juga bisa memanfaatkan Smada Anti­Virus (SmadAV), dan Compac­Byte Antivirus (CAV).

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Terima kasih mau meninggal kan komentarnya, semogga tuhan membalasnya, hahahahahahaha

 
Free Website Hosting